Dasar Pengkabelan dan pengaturan alamat ip (JARKOM)

Sebelum kita belar Jaringan dalam artian jaringan komputer yang diawali dengan pengkabelan dan pengaturan alamat ip. kita harus tahu terlebih dahulu mengetahui Dasar-dasarnya . berikut ini contoh latihan soal dan jawaban dari Dasar Pengkabelan dan pengaturan alamat ip (JARKOM)
Soal Dasar Pengkabelan dan pengaturan alamat ip (JARKOM)
1. Gambarkan dan jelaskan konfigurasi pemasangan kabel UTP sesuai aturan EIA/TIA 568A dan 568B
2. Jelaskan pemanfaatan dari masing-masing konfigurasi EIA/TIA 568A dan 568B
3. Jelaskan perbedaan IP V4 dan IP V6
4. Jelaskan cara melakukan PING untuk menguji koneksi jaringan
5. Disediakan suatu range IP : 192.168.0.0 (192.168.0.1 s/d 192.168.0.254) dengan SUBNET : 255.255.255.0 . Terdapat 3 ruangan dimana pada ruangan 1 terdapat 20 PC dan 1 HUB, ruangan 2 terdapat 2 PC dan 1 HUB dan ruangan 3 terdapat 32 PC dan 1 HUB. HUB-HUB yang terdapat pada masing-masing ruangan saling terhubung melalui sebuah MANAGEABLE SWITCH pada ruangan 2. Pada ruangan 2 pula terdapat 1 PC SERVER dengan sistem operasi LINUX yang dipergunakan sebagai GATEWAY antara INTERNET dan jaringan lokal.
a. Gambarkan skema jaringan pada penjelasan di atas
b. Terapkan subnetting pada konfigurasi di atas

Jawaban Dasar Pengkabelan dan pengaturan alamat ip (JARKOM)
1. Gambar dan Penjelasan konfigurasi pemasangan kabel UTP sesuai aturan EIA/TIA 568A dan 568B
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang lazim dipakai adalah kabel UTP categori 5 (UTPCat 5) yang secara praktis bisa support transfer data hingga 100 Mbps. UTP Cat 5 terdiriatas4 pasang kabel berwarna atau 8 kabel tunggal. warna kabel tersebut adalah sbb :
Urutan Kabel UTP Standard EIA/TIA-568B
Pasangan 1 Putih-Biru dan Biru
Pasangan2 Putih-orange dan Orange
Pasangan 3 Putih-Hijau dan Hijau
Pasangan 4 Putih-Coklat dan Coklat

Sedangkan untuk Urutan Kabel UTP Standard EIA/TIA-568A
 Pengkabelan dan pengaturan alamat ip jaringan

2. Manfaat konfigurasi EIA/TIAdari 568B
1. menghubungkan komputer ke port biasa di Switch.
2. menghubungkan komputer ke port LAN modem cable/DSL.
3. menghubungkan port WAN router ke port LAN modem cable/DSL.
4. menghubungkan port LAN router ke port uplink di Switch.
5. menghubungkan 2 HUB/Switch dengan salah satu HUB/Switch menggunakan port uplink dan yang lainnya menggunakan port biasa

Manfaat dari konfigurasi EIA/TIA 568A
1.menghubungkan 2 buah komputer secara langsung
2. menghubungkan 2 buah HUB/Switch menggunakan port biasa diantara kedua HUB/Switch.
3. menghubungkan komputer ke port uplink Switch
4. menghubungkan port LAN router ke port biasa di HUB/Switch

3.perbedaan IP V4 dan IP V6:
a. Fitur
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.
IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.
b. Routing
IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.
IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.
c. Mobilitas
IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain.
IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.
d. Keamanan
IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.
IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.
e. Ukuran header
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.
IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.
f. Header checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay.
IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai
g. Fragmentasi
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.
IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.
h. Configuration
IPv4: Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.
IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.
i.Kualitas Layanan
IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.
IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.
4. Cara melakukan PING untuk menguji koneksi jaringan
Klik tombol Start, Klik Run, laku ketikan cmd
- Setelah muncul console command.com, ketik ping , kemudian tekan enter,
- Jika muncul Reply from …. menunjukkan kedua komputer sudah terkoneksi.
- Jika muncul Request timed out …. berarti koneksi bermasalah, bisa di kabel, NIC atau perangkat keras lainnya.
- Jika muncul Remote host unreachable … berarti ada setting protocol TCP / ICP yang bermasalah